Monday, October 12, 2015

To Kezia on Her 17th Birthday


Dear Kezia,

I just could not think of birthday present for your special day that is great enough to show how much I love you. I won't be surprised if you find it hard to see it as I did not arrange a big party for you or even wrap the present as pretty as possible. My toughness is another issue apart from my daily absence. I understand that it is too much for me to even hope that you see how I love and cherish you, my Little Girl.

Every birthday of yours is a reminder for me of the greatest miracle happened to my life. You and the day when you were born. Every little moments on that day was so precious and the most precious one was when the nurse put you on my arms while I was laying on the bed after the surgery. You were so tiny and beautiful. Hairy but cute. For a second I forgot the pain in my throat and my tummy. My life was changed starting on that day. Nothing was the same ever since.

Sweetheart, you were a such lovely and adorable little girl. Your were a happy kid. Laughing and singing a lot. You loved to play, made your grandmother puppeteer. Monyet and Ayam Kecil fought a lot, as you laughed. You love Ayam Kecil so dearly that you took it with you when you were cycling around the neighborhood. You were devastated when you loss Ayam Kecil.

I was glad that you were not a difficult child. You did not ask for candy or anything when I took you for shopping. I don't remember you had a tantrum, ever. You made friends easily. You did not hesitate to initiate the interaction with other little children, even with adults.

What made you different from other little children was your braveness. You were so fearless. You liked to watched scary movies, even I put the TV off you went to your grandma's room just to watch the movies. You came closer to barking dog of our neighbor, Tante Katty. You even stayed silent when you saw some 'penampakan' hehehe....

Kezia, my little monyet,

I am sorry that I am not a perfect mother for you. Not even close to good. Yet, I want you to understand that you are my strength and inspiration. I find consolation in you. I guess I need you more than you of me. Surely you are the biggest gift I have ever granted.

And now that you turn into a woman, these are my wishes for you:
  • confidence
  • health
  • kindness
  • wisdom
  • smartness
  • braveness
  • and the most important thing: happiness
Happy birthday, Kezia Ratna Hapsari, my fragrant sandalwood, jewel, and angel.

Ibu




Tuesday, March 27, 2012

Rahasia Rasa Senang

Pagi ini lalu lintas kota Jakarta seburuk pada pagi-pagi yang lain. Semua orang bergegas-gegas menuju tempat kerja. Mikrolet, metromini, kopaja, bajaj, mobil pribadi, dan sepeda motor bersaing memperebutkan ruang di jalanan Jakarta yang tak pernah berkembang.

Melintasi Jalan Kalibata, Dewi Sartika, Otista, sampai Matraman tak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Tiga puluh menit adalah waktu yang patut disyukuri, walaupun sewajarnya jarak itu bisa ditempuh dalam lima belas menit saja.

Belok ke arah jalan Proklamasi, keadaan tak lagi sebaik sebelumnya. Kendaraan dari arah jalan Pramuka sudah mengantri menuruni jembatan. Belajar dari para pengemudi metromini, aku meminjam gaya mereka menyelap-nyelip di antara kendaraan. Lintasan ke arah Menteng hingga Bundaran HI pun akhirnya membutuhkan waktu tempuh tiga puluh menit.

Radio LiteFM menyiarkan lagu-lagi lembut keluaran era tahun 80-90an. Tak jarang aku jadi ikut menyendandungkan lagu-lagu yang akrab di telingaku pada masa sekolahku dulu. Lagu-lagu itu memanggil kenangan-kenangan lama melintas ke dalam pikiranku. Tak ada yang istimewa sih, tapi cukup membuat aku melupakan sesak dan semrawutnya lalu lintas.

Kulihat jam di mobil menunjukkan waktu pukul 8.15 saat aku sampai di tempat aku harus mencari nafkah di bilangan Kebon Kacang. Jadi dari rumah sampai ke situ aku harus membutuhkan waktu satu jam tiga puluh menit. Jarak sekitar lima belas kilometer harus ditempuh selama satu setengah jam!

Aku tergoda untuk merasa marah. Tak terima dengan keadaan ini. Tapi, hei, tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Sesaat sebelum aku melirik jam itu, suasana hatiku senang dan tenang. Jadi, mengapa aku merasa harus marah dengan keadaan. Memang keadaan tak seideal yang seharusnya. Tapi punya pilihan: melupakan dan tetap merasa senang, atau memikirkan dan marah karena itu.

"Happiness lies in your own hands...." terngiang di telingaku suara Madonna menyanyikan lagu "Secret" yang kudengar enam belas tahun yang lalu kala aku tinggal di rumah Dea, temanku. Baiklah, aku memutuskan untuk mempertahankan rasa senangku ini. Dan kesesakan hidup di Ibukota tak lagi menjadi pengusir rasa senangku.

Kebon Kacang, 27 Maret 2012

Thursday, October 13, 2011

Ulang Tahun Kezia yg ke-13

Aku selalu terharu mengenang peristiwa kelahiran Kezia Chan 13 tahun yang lalu di Jember yang suasananya sedang mencekam karena isu dukun santet/ninja, sementara di Jakarta juga sedang terjadi kerusuhan. Bersyukur karena di malam itu ada dua orang yg tergerak mendonorkan darah saat dibutuhkan sementara orang-orang bahkan tak berani keluar rumah. Bersyukur karena Eyang Kezia cukup tegar menemaniku yang sedang berjuang melahirkan. Bersyukur karena Bernaridho Hutabarat selamat sampai di Jember dari Jakarta yang rusuh, sementara ada seorang anak yang baru lahir tapi bapaknya tak pernah sampai. Bersyukur karena Pritha Christantie sedang berdinas di Surabaya sehingga bisa membantu dalam segala kerepotan. Bersyukur atas Ibu Tyas Harsoyo dan Retno yang membesarkan hati sejak dari awal persalinan. Bersyukur atas Dr. Wasis yg sigap memutuskan utk operasi shg tidak terlambat dan fatal. Bersyukur karena pada akhirnya aku harus berdamai dengan rumah sakit tempat Bapak dan Masku meninggal 7 dan 6 tahun sebelumnya, yang adalah juga tempat aku dilahirkan 25 tahun sebelumnya. Bersyukur juga karena harus berdamai dengan angka 13. Selamat ulang tahun Kezia, Ibu dan Bapak selalu mendoakan kebahagiaanmu....

Wednesday, April 16, 2008

KOKORO NO TOMO

KOKORO NO TOMO

Anata kara kurushi mi o ubaeta sono toki
Watashi ni mo ikite yuku, yuki ga-wa ite kuru
Anata to de au made wa kodoku Nasasurai bito
Sono te no nukumori o kanjisasete

Chorus 1:
Ai wa itsumo rarabai
Tabi ni tsukareta toki
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde

Shinjiau kokoro sae doko ka ni wasurete
Hito wa naze sugita hi no shiawase oikakeru
Shizuka ni mabuta tojite kokoro no doa o hiraki
Watashi o tsukandara namida fuite

Chorus 2:
Ai wa itsumo rarabai
Anata ga yowai toki
Tada kokoro no tomo to watashi o yonde

Friday, February 8, 2008

Flo's 1st Teddy Bear


7 Desember 2007 Florencita Natasha Panggabean, keponakanku tersayang, merayakan ultah-nya yg pertama. Sebagai hadiah, aku bikin sebuah kue Teddy Bear 3D. Cakenya tiga lapis: coklat, vanila, dan mocca. Frostingnya biasa, butter cream. Mata dan hidung dari plastic icing.
Tulisan-nya dari cupcake. Baca: Happy birthday Flo 7 Dec 07.

Sebenarnya mamanya pengin Winnie the Pooh. Berhubung loyang Teddy Bear sdh kebeli dan harganya lumayan, apalagi loyang Pooh lebih muahal lagi, ya tetap Teddy Bear.

Eyang gak mau kalah, bikin tumpeng lucu. Nasi kuning dibentuk pake cetakan puding berbentuk manusia salju. Rambutnya dari daun kemangi. Lauknya standar: ayam goreng, telor dadar, kering tempe, abon, lapis daging. Yummy...

Kacian Kezia, pengin banget dibikinin kue Barbie, tapi maknya gak sempat2. Tahun 2008 ini, pas dia ultah ke-10, mesti dibikinin. Sabar ya Sayang....

Bouquet of Roses - Our 10th Anniversary


Cakenya black forest. Mawar dan keranjangnya dari butter cream, pitanya dari plactic icing. Warna-warni mawar diharapkan menggambarkan warna-warni kehidupan pernikahan kami yang sudah berjalan 10 tahun
(23 Nov 1997 - 23 Nov 2007).
Rose is my favourite flower!

Wednesday, September 12, 2007

Tahu Isi a la ChefWannaBe

Tahu Isi a la ChefWannaBe
(untuk 18 potong)
Bahan:

3 potong tahu cina ukuran besar
100 gram daging ayam
50 gram udang kupas
1 butir telor ayam
2 sdm tepung tapioka
1 batang wortel, serut
2 batang bawang daun, rajang halus
minyak untuk menggoreng

Bumbu:
2 siung bawang putih, dihaluskan
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam
1/2 sdt gula
1 sdt kaldu bubuk

bahan adonan pencelup, aduk jadi satu:
100 gram tepung terigu
1 butir telor ayam
100 ml air
1 sdt garam

Cara Membuat:
1. potong tahu jadi 6 (kurleb 5x5x2 cm3), rendam dalam air garam
2. giling daging ayam dan udang, masukkan telor dan bumbu, aduk rata
3. masukkan tepung tapioka, aduk rata
4. masukkan wortel dan bawang daun aduk rata
5. kerok bagian tengah tahu
6. haluskan kerokan tahu, masukkan ke dalam adonan isi
7. isikan 1 sdm isian ke dalam tahu yang sudah dikerok
8. kukus tahu selam 15 menit, dinginkan
9. celup tahu ke dalam adonan pencelup, goreng dalam minyak panas hingga keemasan
10. hidangkan dengan sambel botolan.

Barbra Streisand : The way we were

Memories

Light the corners of my mind

Misty watercolor memories

Of the way we were

Scattered pictures

Of the smiles we left behind

Smiles we gave to one another

For the way we were

Can it be that it was all so simple then

Or has time rewritten every line

If we had the chance to do it all again

Tell me - Would we? Could we?

Memories

May be beautiful and yet

What's too painful to remember

We simply choose to forget

So it's the laughter

We will remember

Whenever we remember

The way we were

So it's the laughter

We will remember

Whenever we remember

The way we were